Situbondo | Arjunanewsmultimedia.com – Dalam rangka memanfaatkan momentum mudik Lebaran, putra-putri Situbondo yang telah sukses di luar daerah maupun luar negeri, yang kini dikenal sebagai Diaspora Situbondo, mengadakan urun rembuk atau sambung pikir untuk mewujudkan visi Situbondo Naik Kelas.
Acara tersebut difasilitasi oleh pemerintah daerah dan mengusung tema Mole Atellas (Pulang Lebaran), Duduk Bersama Sambung Pikir Situbondo Naik Kelas bertempat di Pendopo Aryo Situbondo. Rabu, (02/04/2025).
Ratusan diaspora yang hadir dalam acara tersebut, baik secara langsung maupun daring melalui sambungan Zoom meeting, saling bertukar ide dan gagasan untuk bersama-sama memajukan Situbondo ke arah yang lebih baik.

Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo (Mas Rio), dalam sambutannya melalui sambungan Zoom meeting menyampaikan bahwa.
“Acara ini merupakan kesempatan bagi diaspora untuk memberikan gagasan dalam pembangunan Kabupaten Situbondo, setidaknya untuk lima tahun ke depan”, kata Mas Rio.
“Mari kita sudahi perbincangan tentang ‘seharusnya Situbondo begini, seharusnya Situbondo begitu’. Kita harus lebih maju dari sekadar pikiran itu”, ujarnya.
“Apa pun rekomendasinya, di bidang apa pun itu, kita eksekusi, dan apa dampaknya bagi masyarakat, sehingga kita bisa bergerak bersama menuju visi Situbondo naik kelas,” sambung Mas Rio.
Lebih lanjut, Mas Rio menekankan bahwa untuk mewujudkan “Situbondo Naik Kelas”, diperlukan kombinasi yang tepat antara keterampilan dalam menyusun anggaran dan arah kebijakan. Di sinilah rekomendasi dari diaspora sangat dibutuhkan.
“Jika berbicara tentang pergerakan ekonomi, kita tidak bisa lepas dari government spending Indonesia. Apalagi Situbondo yang sangat bergantung pada transfer pusat. Maka government spending menjadi pilihan utama. Namun, itu saja tidak cukup”, ungkapnya.
“Bagaimanapun, rumus pertumbuhan ekonomi selalu melibatkan investasi. Di sisi inilah diaspora memberikan kontribusi yang sangat signifikan melalui investasi dan membangun jaringan,” jelasnya.
Beberapa pembicara yang hadir dalam acara tersebut antara lain Brigjen Pol Sulastiana yang saat ini menjabat sebagai auditor Kepolisian Utama TK II Itwasum Polri, Akbar Hanif Dawam A yang menjabat sebagai kepala saintis BRIN, Heru Susanto, seorang pengusaha peternakan dan properti di NTB, serta Febrianti Nadira yang aktif sebagai public relations practitioner dan digital PR activist. Acara ini juga dimoderatori oleh Hafizh Rafizal Adnan, mahasiswa S3 yang aktif di Singapura.
Dari berbagai pembicara yang hadir, Brigjen Pol Sulastiana atau Brigjen Ana menyoroti pentingnya pendidikan dan sosial dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Brigjen Ana, yang sangat aktif dalam dunia pendidikan, berbicara mengenai upaya meningkatkan minat baca masyarakat, terutama di daerah perbatasan dan pelosok.
“Untuk meningkatkan minat baca, kita harus mendekatkan akses ke buku. Salah satu cara yang kami lakukan adalah dengan menempatkan pojok baca di taman-taman di daerah-daerah yang jauh dari akses perpustakaan,” ungkap Brigjen Ana.
Menurutnya, minat baca dapat meningkat jika akses ke perpustakaan dan pusat baca lebih mudah dijangkau. “Di daerah perbatasan, jika akses ke perpustakaan jauh dan sinyal internet terbatas, maka masyarakat akan kekurangan literasi. Oleh karena itu, kami menciptakan pojok baca di taman-taman sebagai upaya mendekatkan akses literasi kepada masyarakat,” jelasnya.
Brigjen Ana juga menyatakan kesiapannya untuk menyuplai buku-buku bagi masyarakat Situbondo, dengan konsep pojok baca yang mudah dijangkau. “Saya siap menyuplai buku-buku untuk masyarakat Situbondo, cukup siapkan lima kotak rak buku dan tentukan tempatnya di taman-taman,” ujarnya.
Selain itu, Brigjen Ana mengusulkan agar pemerintah daerah bekerja sama dengan provider seluler untuk melakukan siaran informasi dan pengetahuan, misalnya melalui broadcast tentang bahaya narkoba. “Pemerintah daerah juga bisa merangkul content creator untuk menyosialisasikan budaya membaca dan literasi secara kekinian,” sarannya.
Terkait dengan acara Mole Atellas, Brigjen Ana menyampaikan apresiasinya dan menekankan pentingnya program yang konkret dan terarah. “Kegiatan ini sangat positif, tetapi harus ada aksi nyata. Jangan sampai hanya menjadi diskusi tanpa tindak lanjut. Saya mendukung program penghijauan, misalnya dengan menyumbangkan 2.000-3.000 pohon untuk Kabupaten Situbondo,” tambahnya.
Sebagai informasi, hasil dari acara sambung pikir ini nantinya akan menjadi rekomendasi yang akan diserahkan kepada Bupati Situbondo. Selanjutnya, akan ada kegiatan lanjutan dalam bentuk FGD (Focus Group Discussion) yang akan membahas secara rinci per bidang keahlian masing-masing Diaspora untuk menciptakan langkah yang lebih efisien dan terarah. (Red)