Lumajang | Arjunanewsmultimedia.com – Guna melestarikan warisan budaya leluhur, Paguyuban Adipati Nambi Lumajang menggelar kegiatan jamasan massal pusaka nusantara secara gratis.
Acara ini diikuti puluhan warga yang antusias membawa pusaka mereka untuk dirawat. Bertempat di Balai Desa Jenggrong, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada hari Minggu, (15/12/2024).
Ketua Paguyuban Adipati Nambi, Adin Malik menjelaskan bahwa, “Kegiatan ini bertujuan menjaga pusaka-pusaka yang dimiliki warga agar tetap terawat sebagai wujud pelestarian budaya”.
“Selain jamasan massal pusaka gratis, kami juga memberikan identifikasi pusaka nusantara secara cuma-cuma agar warga memahami jenis pusaka yang mereka miliki,” tutur Adin.
“Warga yang mengikuti kegiatan ini mendapatkan surat keterangan pusaka yang mencakup informasi lengkap, mulai dari jenis pusaka, dapur, pamor, tangguh, warangka, hingga nama pemiliknya”, terangnya.
Yudi Pucahyono pemuda yang merupakan putra daerah Lumajang sekaligus Koordinator Sekretariat Nasional Perkerisa Indonesia (SNKI). Ia menegaskan pentingnya kegiatan ini untuk membantu warga merawat dan melestarikan budaya leluhur.
“Ini merupakan Langkah untuk pelestarian budaya, sehingga benda yang ada di pelosok pelosok desa bisa terawat. Saya dengan rekan rekan team paguyuban komunitas itu mencoba menyelamatkan aset bangsa”, jelasnya.
“Tidak hanya cukup ini, kedepannya masih akan ada kegiatan kelanjutan yang lebih besar. Ini merupakan kegiatan gebrakan pertama yang kita menulusuri ke desa desa. Yang mana setiap desa saya perhatikan rawan. Banyak pusaka pusaka tidak terawat, kurang diperhatikan, banyak yang di Larung. Bahkan di buang dengan alasan karena sirik la, musrik la”, ungkapnya.
Menurutnya, “Nah disini saya dengan rekan team mencoba meluruskan dan memberikan penjelasan bahwa pusaka itu tidak ada unsur Kesna. Kalo dipahami secara filosofi ajaran – ajaran yang di terapkan leluhur melalui seni tempalipat itu. Banyak syarat makna kehidupan yang sangat luhur dan adiluhung”.
“Ini genarasi muda perlu memahami itu bahkan sebelumnya sudah ada kegiatan di sekolah – sekolah untuk memberikan edukasi. Hal ini mencoba penyelamatan aset budaya bangsa, justru kita langsung turun ke pelosok desa bersama team untuk menyelamatkan”, imbuhnya.
Lebih jauh lagi, “Sehingga penduduk juga ada yang respect seneng juga. Yang sebelumnya tidak mengerti merawatnya sekarag sudah bisa dan mulai seneng juga. Lalu setelah kita membantu membersihkan, kita kembalikan lagi kepada pemiliknya”.
Acara ini juga dihadiri oleh Paguyuban Tosan Aji Arya Wiraraja. Ketua paguyuban tersebut, Musolli, SH, memberikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap kegiatan ini.
“Kami berharap kegiatan seperti ini terus dilaksanakan secara rutin dan dapat diperluas ke desa-desa lain. Kami siap mendukung upaya pelestarian pusaka”, ucapnya.
Sementarai itu, Kepala Desa Jenggrong, H. Jawas, turut hadir bersama puluhan warganya dan ikut serta menjamaskan pusaka.
“Alhamdulillah, warga sangat antusias. Terima kasih kepada para pelestari tosan aji yang telah menyelenggarakan acara ini,” katanya.
Pak Sumar tukang jamas yang bertugas juga berkesempatan menyampaikan bahwa, “Proses penjamasan sangat penting untuk menjaga pusaka tetap bersih dan bebas dari korosi”.
“Penjamasan sebaiknya dilakukan minimal setahun sekali sebagai bentuk penghormatan terhadap karya seni leluhur,” pungkasnya.
Acara berlangsung lancar hingga selesai. Warga Desa Jenggrong merasa puas karena tidak hanya mendapatkan perawatan untuk pusaka mereka. Tetapi juga mendapat pengetahuan baru mengenai pentingnya pelestarian pusaka nusantara. (Arief/Red)