DAK Situbondo Terancam Berkurang Lantaran Ego Pemimpin, Pemerintah Baru Enggan Lanjutkan Pemerintah Lama

(Foto: DAK Situbondo Terancam Berkurang Lantaran Ego Pemimpin, Pemerintah Baru Enggan Lanjutkan Pemerintah Lama. Red)
 
Situbondo | Arjunanewsmultimedia.com – Hari ini Rabu, (09/07/2025) tiba-tiba sejumlah aktivis lurug Kantor DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
 
Dalam penyampaiannya ia menyoroti secara tajam terkait daya serap belanja anggaran Pemerintah Kabupaten Situbondo tahun 2025. Bentuk kekecewaan ini juga ditujukan terhadap kinerja Pemerintahan Daerah (Pemkab) saat ini. Ia menilai tidak maksimal dalam mengelola keuangan daerah.
 

Kegiatan yang berlangsung cukup lama ini ditemui oleh Ketua Komisi III, Arifin dari Fraksi PPP dan anggotanya. Ia menilai rendahnya daya serap anggaran berpotensi menyebabkan dampak serius.
 
“Termasuk kemungkinan berkurangnya Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat untuk tahun 2026 mendatang. Baru pemerintahan kali ini, daya serap belanja sangat rendah di tahun 2025”, sergah Amir Mustafa.
 
Bahkan berpotensi pengurangan Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten Situbondo Tahun 2026. Daya serap anggaran yang rendah menunjukkan lemahnya tata kelola pemerintahan.
 
Ia peringatkan bahwa, “Jika kondisi ini terus berlanjut tanpa ada pembenahan, maka pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah akan terganggu. Dan Pemerintah harus paham bahwa anggaran bukan hanya angka, tetapi harapan masyarakat”. 
 
MA panggilan akrabnya memang getol mengkritik kebijakan publik. Persoalan ini jelas, ia menilai persoalan utama terletak pada ego dalam kepemimpinan pemerintahan saat ini.
 
“Rendahnya daya serap belanja APBD Situbondo ditengarai karena Ego Pemimpin. Pemerintah baru enggan melanjutkan program pemerintahan sebelumnya”, cetusnya.
 
Juga ketidakharmonisan dalam pengambilan keputusan strategis di internal eksekutif yang dinilai membuat banyak program terhambat.
 
“Jangan sampai karena ego pimpinan, masyarakat yang jadi korban. Bayangkan berapa banyak kuli bangunan yang harus menganggur karena tidak ada kegiatan fisik,” pungkasnya. (Tim/Red)
Related posts
Tutup
Tutup