Perdana, Pembentukan Koperasi Merah Putih Perkuat Swasembada Pangan di Desa Curah Cottok Situbondo

(Foto: Perdana, Pembentukan Koperasi Merah Putih Perkuat Swasembada Pangan di Desa Curah Cottok Situbondo. Red)
Situbondo | Arjunewsmultimedia.com – Pembentukan Konsep Koperasi Merah Putih Yang Digagas Presiden Prabowo Subianto Guna Perkuat Swasembada Pangan tentunya menjadi salah satu alternatif untuk menjadi Negara Adidaya yang mampu serta mewujudkan desa mandiri menuju Indonesia Emas 2025.
 
Informasi yang dihimpun Arjuna News, salinan dokumen yang diterima pada Rabu, 9 April 2025, menjelaskan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk mempercepat pendirian 80 ribu Koperasi Merah Putih di berbagai wilayah Indonesia.
 
(Foto: Presiden RI, Prabowo Subianto, menghadiri kegiatan Panen Raya Nasional yang digelar di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jati 7, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Red).
 
Menangkap peluang itu Pemerintah Desa (Pemdes) Curah Cottok, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo ini melakukan Musyawarah Desa (Musdes) Pembentukan Koperasi Merah Putih. Jumat, (12/04/2025).
 
Turut hadir Kades Curah Cottok, H. Muh. Samsuri Abbas, Kadiskoperindag Situbondo, Forkopimka Kecamatan Kapongan, tokoh masyarakat serta undangan lainnya. Bertempat di Balai Desa Pendopo Curah Cottok.
 
Disela-sela Musdes Pembentukan Koperasi Merah Putih H. Muh. Samsuri Abbas, Kades Curah Cottok menyampaikan kepada Arjuna News inisiatifnya untuk melakukan Musdes Pembentukan Koperasi Merah Putih ini Yang Baru Pertama Kali dilaksanakan salah satunya di Kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa Timur, bahwa.
 
“Kami mendukung program pemerintah pusat yang telah dicanangkan Bapak Presiden Prabowo Subianto dan sudah ada Inpres nya tentang Koperasi Merah Putih”, ucapnya yang sekaligus sebagai Sekretaris APDESI Jawa Timur ini.
 
Samsuri Abbas, Kades Curah Cottok menanggapi Program yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto tentang Koperasi Merah Putih ini yakin dan optimis akan memperkuat swasembada pangan yang dicanangkan dalam Program Strategis Nasional.
 
“Kami menyambut baik program Koperasi Merah Putih tentunya ada beberapa alasan. Yang mana sebelumnya tidak terbayangkan akan melekat pada program maupun dana desa. Namun ini berbeda yang dibayangkan oleh teman-teman Kades semua dan tidak setuju akan program ini”, tandasnya.
 
Menurut Samsuri, “Awalnya kita tidak paham juga sebenarnya selaku pengurus koperasi. Makanya kita audensi dengan Menkop juga dengan Menteri Dalam Negeri di Jakarta beberapa hari lalu dan saya salah satunya yang mewakili Jawa Timur, bertanya secara detail apa sih sebenarnya Koperasi Merah Putih itu yang sudah menjadi Inpres”.
 
Lanjut Samsuri panggilan akrabnya, “Karena di pemberitaan di media itu, yang muncul pertama kan bilang bahwa nanti desa akan dibentuk Koperasi Desa Merah Putih. Dananya berasal dari Himbara yakni bank pemerintah”.
 
“Awalnya begitu, senilai 3-5 miliar per desa. Akan tetapi yang jadi persoalan desa itu, yang mengembalikan uang pinjaman dari Himbara bukan dari hasil bisnis, tapi dari Dana Desa. Kami audiensi ternyata setelah kita ketemu, tidak seperti itu”, sambungnya 
 
Lebih jauh lagi, Samsuri menjelaskan, “Dari beberapa usulan terbitlah INPRES itu. INPRES itu pun juga usulan kita. Maka seluruh kementerian yang bisa mensupport Koperasi Merah Putih. Nah, disitu kan sudah disebutkan Menteri apa saja yang masuk di dalamnya. Dari itu semua kita paham, yang tadinya setengah-setengah bahkan tidak mendukung akhirnya mendukung”.
 
“Justru ini terobosan baru untuk menghidupkan ekonomi masyarakat desa, desa itu akan mandiri dalam berwirausaha. Justru itu kita mengawali untuk melakukan Musdes pembentukan Koperasi Merah Putih di desa kami”, cetusnya.
 
Disinggung apakah Desa Curah Cottok siap untuk mengawali Koperasi Merah Putih dengan kondisi masyarakat di Desa Curah Cottok.
 
Kami sangat siap karena selama ini kan teman-teman bingung dari mana mulainya musdes ini. Seperti apa musdesnya kan banyak pertanyaan seperti itu. Termasuk anggaranya dari mana? Nah itu untuk musdes udah bikin badan hukumnya, nah itu kita sudah siapkan semuanya”, ungkapnya.
 
“Untuk Desa Curah Cottok yang menjadi anggota Koperasi Merah Putih, kita memang rekrut orang yang miskin. Kita maunya begitu, sehingga benar-benar mengangkat mereka”, imbuh Samsuri.
 
“Artinya di musdes itu sudah siapkan calon pengurusnya termasuk nama koperasinya. Setelah itu baru kita bawa ke notaris dari hasil Musdes. Tugas kita pemerintah desa, mempersiapkan wadahnya dulu. Wadah Koperasi Merah Putih ini sudah berbadan hukum, tinggal untuk menjalankannya, itu saja sebenarnya”, jelasnya.
 
Nah, termasuk petaninya misalnya nanti butuh anggaran untuk biaya produksi pertaniannya. Kita semua support dari koperasi. Nanti hasilnya, kooperasinya ngambil lagi sesuai dengan harga seperti gabah termasuk gudang dibangunkan semuanya di desa itu termasuk toko apotik desa. Semua produk-produk desa nanti dijual di situ, ke masyarakat dulu selebihnya baru keluar.
 
“Di masyarakat dulu, gimana caranya kita bisa memenuhi kebutuhan kita sendiri dan itu dari tempat kita sendiri dengan biaya dari koperasi itu sendiri. Kami optimis dari Koperasi Merah Putih akan memperkuat Program Nasional dengan berswasembada pangan”, pungkasnya. (Red)
Related posts
Tutup
Tutup